.

.

-

Minggu, 29 April 2012

PROFIL DESA NGASINAN

PROFIL DESA NGASINAN
Secara administratif, Desa Ngasinan  terletak di wilayah Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Karanggebang Kecamatan Jetis;  di sebelah Barat  berbatasan dengan Desa Bajang Kecamatan Balong; di sisi Selatan berbatasan dengan Desa Bedi Wetan  Kecamatan Bungkal; sedangkan di sisi timur berbatasan dengan desa Campurejo  Kecamatan Sambit. Jarak tempuh Desa Ngasinan  ke ibu kota kecamatan adalah 5 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 10 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 15  km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 30 menit.


Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
No
Usia
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Prosentase
1
0-4
154
148
304 orang
6,4%
2
5-9
207
206
413 orang
8,85%
3
10-14
213
211
424 orang
9,0%
4
15-19
213
214
427 orang
9,1%
5
20-24
160
161
321 orang
6,85%
6
25-29
160
162
312 orang
6,86%
7
30-34
184
183
367 orang
7,8%
8
35-39
191
190
381 orang
8,1%
9
40-44
154
152
306 orang
6,5%
10
45-49
161
160
321 orang
6,8%
11
50-54
203
202
405 orang
8,66%
12
55-58
202
201
403 orang
8,6%
13
>59
238
140
278 orang
,5,9%
   Jumlah Total
2332
2330
4662orang
100,%


Tingkat kemiskinan di Desa Ngasinan  termasuk tinggi. Dari jumlah 1436   KK di atas, sejumlah 339  KK tercatat sebagai Pra Sejahtera; 150 KK tercatat Keluarga Sejahtera  I; 15 KK  tercatat Keluarga Sejahtera II;  53 KK tercatat Keluarga Sejahtera III;  3 KK sebagai sejahtera III plus. Jika KK golongan Pra-sejahtera dan KK golongan I digolongkan sebagai KK golongan miskin, maka lebih 50 % KK Desa Ngsinan  adalah keluarga miskin.


Secara geografis Desa  Ngasinan  terletak pada posisi 7°21' - 7°31' Lintang Selatan dan 110°10'-111°40' Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 156 mdpl. Berdasarkan data BPS kabupaten Ponorogo  tahun 2009 , selama tahun 2010 curah hujan di Desa Ngasinan  rata-rata mencapai 3.00,0 mm. Curah hujan merata dari  bulan Januari - Desember hingga mencapai 500,04 mm yang merupakan curah hujan tertinggi selama kurun waktu 2009 - 2011.


KEADAAN SOSIAL
Dengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis. Dalam konteks politik lokal Desa Ngasinan , hal ini tergambar dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain (pileg, pilpres, pilgub, dan piLkada ) yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.

Khusus untuk pemilihan kepala desa Ngasinan , sebagaimana tradisi kepala desa di Jawa, biasanya para peserta (kandidat) nya adalah mereka yang secara trah memiliki hubungan dengan elit kepala desa yang lama. Hal ini tidak terlepas dari anggapan masyarakat banyak di desa-desa bahwa jabatan kepala desa adalah jabatan garis tangan keluarga-keluarga tersebut. Fenomena inilah yang biasa disebut Pulung - dalam tradisi jawa - bagi keluarga-keluarga tersebut.

Jabatan kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat diwariskan kepada anak cucu. Mereka dipilh karena kecerdasan, etos kerja, kejujuran dan kedekatannya dengan warga desa. Kepala desa bisa diganti sebelum masa jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan maupun norma-norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia berhalangan tetap. 

Karena demikian, maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam perundangan dan peraturan yang berlaku, bisa mengajukan diri untuk mendaftar menjadi kandidat kepala desa. Fenomena ini juga terjadi pada pemilihan desa Sumberbening pada tahun 2007. Pada pilihan kepala desa ini partisipasi masyarakat sangat tinggi, yakni hampir 95%. Tercatat ada dua kandidat kepala desa pada waktu itu yang mengikuti pemilihan kepala desa. Pilihan kepala Desa bagi warga masyarakat Desa Ngasinan seperti acara perayaan desa.

Pada bulan Juli dan Nopember 2008 ini masyarakat juga dilibatkan dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur putaran I dan II secara langsung. Walaupun tingkat partisipasinya lebih rendah dari pada pilihan kepala Desa, namun hampir 64% daftar pemilih tetap, memberikan hak pilihnya. Ini adalah proggres demokrasi yang cukup signifikan di desa Ngasinan.  

Setelah proses-proses politik selesai, situasi desa kembali berjalan normal. Hiruk pikuk warga dalam pesta demokrasi desa berakhir dengan kembalinya kehidupan sebagaimana awal mulanya. Masyarakat tidak terus menerus terjebak dalam sekat-sekat kelompok pilihannya. Hal ini ditandai dengan kehidupan yang penuh tolong menolong maupun gotong royong. 

Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme pengambilan keputusan selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat lembaga resmi desa seperti Badan Perwakilan Desa maupun lewat masyarakat langsung. Dengan demikian terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah Desa Ngasinan  mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.

Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa Desa Ngasinan  mempunyai dinamika politik lokal yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi terhadap minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal ini dapat dimengerti dikarenakan dinamika politik nasional dalam kehidupan keseharian masyarakat Desa Ngasinan  kurang mempunyai greget, terutama yang berkaitan dengan permasalahan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara langsung.

Berkaitan dengan letaknya yang berada diperbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah suasana budaya masyarakat Jawa sangat terasa di Desa Ngasinan . Dalam hal kegiatan agama Islam misalnya, suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Jawa. Hal ini tergambar dari dipakainya kalender Jawa/ Islam, masih adanya budaya Istighosah , slametan, tahlilan, mithoni, tingkepan  dan lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan Jawa.

Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini menandai babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa Ngasinan. Dalam rangka merespon tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama, dan budaya di Desa Ngasinan. Tentunya hal ini membutuhkan kearifan tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah baik tetapi secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan kerawanan dan konflik sosial.

Dalam catatan sejarah, selama ini belum pernah terjadi bencana alam dan sosial yang cukup berarti di Desa Ngasinan. Isu-isu terkait tema ini, seperti kemiskinan dan bencana alam, tidak sampai pada titik kronis yang membahayakan masyarakat dan sosial.

KEADAAN EKONOMI
Tingkat pendapatan rata-rata penduduk Desa Ngasinan  Rp. 5.400.000/th. Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Ngasinan dapat teridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu pertanian, perdagangan, Jasa  dan lain-lain. Berdasarkan data yang ada, masyarakat yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 1.114 orang, yang bekerja disektor jasa berjumlah 300 orang, yang bekerja di sektor industri 125 orang, dan bekerja di sektor lain-lain 2.125 orang. Dengan demikian jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian berjumlah 3.794 orang. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.

Mata Pencaharian dan Jumlahnya
No
Mata Pencaharian
Jumlah
Prosentase
1
Pertanian
1.114 orang
30,4 %
2
Jasa/ Perdagangan
1. Jasa Pemerintahan
2. Jasa Perdagangan 
3. Jasa Angkutan
4. Jasa Ketrampilan
5. Jasa lainnya

212 orang
87 orang
11 orang
23 orang
13 orang

5,8 %
2,4 %
0,5 %
0,6 %
0,4 %
3
 Sektor Industri
65 orang
1,8 %
4
Sektor lain
2.125 orang
58,1 %
Jumlah
3.662 orang
100 %

Dengan melihat data di atas maka angka pengangguran di Desa Ngasinan  masih cukup rendah. Berdasarkan data lain dinyatakan bahwa jumlah penduduk usia 20 th - 55 th  yang belum bekerja berjumlah 134 orang dari jumlah angkatan kerja sekitar 3.794 orang. Angka-angka inilah yang merupakan kisaran angka pengangguran di Desa Ngasinan .

KONDISI PEMERINTAHAN DESA
Wilayah Desa Ngasinan  terdiri dari 4  Dukuh yaitu :  Dukuh Ngasinan;   Dukuh Mantup;  Dukuh Karanglo; dan Dukuh samen;   yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Dusun (Kamituwo). Posisi Kepala Dusun menjadi sangat strategis seiring banyaknya limpahan tugas desa kepada aparat ini. Dalam rangka memaksimalkan fungsi pelayanan trehadap masyarakat di Desa Ngasinan, dari keempat dukuh tersebut terbagi menjadi 8 Rukun Warga ( RW ) dan 28 Rukun Tetangga ( RT ). Keberadaan Rukun Tetangga (RT) sebagai bagian dari satuan wilayah pemerintahan Desa Ngasinan  memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap pelayanan kepentingan masyarakat wilayah tersebut, terutama terkait hubungannya dengan pemerintahan pada level di atasnya. Dari kumpulan Rukun Tetangga inilah sebuah Padukuhan (Rukun Warga; RW) terbentuk.



.

-
-
 
PEMERINTAH DESA NGASINAN © 2010 All right reserved │ Template Edited By [☺☺☺☺☺]