.

.

-

Minggu, 29 April 2012

SEJARAH DESA NGASINAN

SEJARAH SINGKAT DESA NGASINAN
ilustrasi
Pada masa lampau perlu dimaklumi bahwa semua desa di Indonesia ini pada mulanya masih berupa hutan belantara yang lebat dan belum dijamah oleh manusia. Namun karena proses hidup dan kehidupan manusia serta perkembangan daya pikir manusia maka timbul persekutuan manusia yang hidup bersama pada suatu tempat tertentu yang hingga sekarang ini disebut desa. Dan dari masa ke masa keberadaan suatu wilayah selalu berkembang menyesuaikan dengan jeadaan jaman.
Adapun sejarah timbulnya Desa Ngasinan konon kabarnya menurut cerita dari para sesepuh Desa Ngasinan adalah sebagai berikut, 


Waktu itu ada salah satu keturunan Ki Ageng Pemanahan dari kerajaan Mataram yang bernama Ki Nursalim. Beliaulah manusia pertama yang menduduki  Desa Ngasinan, tepatnya pada waktu itu di Dusun Mantup. Pada saat itu di Dusun Simo yang sekarang disebut Dusun Ngasinan ditempai oleh seekor Harimau (Simo=Bahasa Jawa) yang setiap saat harimau itu Ngasin (santai) di bawah pohon beringin yang sangat rindang dan teduh. Maka dengan kejadian itu oleh Ki Nursalim atau yang lebih terkenal dengan sebutan Ki Ageng Mantup tempat itu diberi nama Ngasinan (tempat ngasin) dari kata harimau “ngasin”. 


Makam Ki Nur Salim (Ki Ageng Mantup)
Dalam perkembangan selanjutnya Ki Nursalim menyiarkan agama Islam dan bertempat di Dusun Mantup. Di Dusun Mantup pada saat itu ada seorang pengembara yang menjalani “lelana brata” atau perjalanan rohani dan berhenti di wilayah itu. Pada suatu siang pengembara itu bertemu dengan Ki Nursalim. Karena merasa haus maka pengembara itu minta buah kelapa kepada Ki Nursalim. Ki Nursalim mengijinkan dan mempersilahkan pengembara itu mengambil sendiri buah kelapanya. Setelah diijinkan pengembara itu lalu mengambil buah kelapa dengan cara menggoyang pohon kelapa yang tinggi dan besar itu. Karena kekuatan pengembara itu yang dahsyat, maka jatuhlah semua buah kelapa baik yang masih sangat muda maupun yang tua. Kejadian itu diketahui oleh Ki Nursalim dan beliau menyalahkan cara itu. Beliau kemudian berkata bahwa dengan cara itu maka semua buah kelapa akan menjadi rusak. Kemudian beliau memberikan contoh caranya yang benar, tetapi diluar dugaan sang pengembara. Ki Nursalim meraih pohon kelapa itu kemudian meliukkannya sehingga menjadi rendah buahnya sehingga dapat digapai langsung tanpa memanjatnya. Kemudian beliau mempersilahkan pengembara itu memilih dan memetik sendiri buah kelapa itu. Pengembara itu menjadi terkejut dan takjub sehingga ingin menjadi murid Ki Nursalim dan mondok di situ. Ki Nursalim saat itu bertanya pada sang pengembara, apakah kamu sudah mantep? (mantap). Pengembara itu menjawab sudah. Kemudian tempat itu diberi nama Mantep yang selanjutnya dikenal dengan Dusun Mantup sampai sekarang. Selanjutnya pengembara itu menjadi santri dan mondok di situ.

Pada suatu hari santri itu melihat putri anak satu-satunya dari Ki Nursalim dan dia merasa tertarik. Akhirnya Ki Nursalim  menjodohkan santri itu dengan putrinya. Tetapi santri itu merasa takut karena Ki Nursalim adalah seorang yang kaya. Akhirnya Ki Nursalim berdoa kepada Alloh agar hartanya dikurangi. Alloh SWT ternyata mengabulkan doa Ki Nursalim. Pada saat itu rumah Ki Nursalim kebakaran, sehingga hartanya menjadi berkurang. Kemudian santri itu menjadi mau dinikahkan dengan putri Ki Nursalim. Lalu santri itu diberi nama Kasan Besari yang mana sekarang makamnya ada di Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo. Selanjutnya Ki Nursalim oleh penduduk disebut dengan Kyai Ageng Mantup yang kemudian dimakamkan di Dusun Mantup, Desa Ngasinan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo.



Pada perkembangan selanjutnya daerah itu kemudian dipimpin oleh seorang Lurah. Sedangkan urut-urutan kepemimpinan Lurah atau Kepala Desa Ngasinan adalah sebagai berikut :
  1. NURNGAWI (tidak diketahui tahunnya) 
  2. SINGO JOYO (tidak diketahui tahunnya) 
  3. SODRONO (tidak diketahui tahunnya) 
  4. SODIHARJO (tidak diketahui tahunnya) 
  5. SAKSONO (tidak diketahui tahunnya) 
  6. KROMOREJO (tidak diketahui tahunnya) 
  7. DIYOKARSO (tidak diketahui tahunnya) 
  8. ATMO DIHARJO (1943 s/d 1982)
  9. SARMAN (1982 s/d 1983)
  10. LAMIRAN (1983 s/d 1992)
  11. HARIYADI (1992 s/d 2000)
  12. SUTRISNO (2000 s/d 2005)
  13. LAMIRAN (2007 s/d 2013)
  14. Drs. ANIS MOHTAROM (2013 s/d Sekarang)
          

.

-
-
 
PEMERINTAH DESA NGASINAN © 2010 All right reserved │ Template Edited By [☺☺☺☺☺]