ilustrasi-google |
“Dengan menanam padi non hibrida
dengan cara penanaman Jajar Legowo kita telah mendukung program pemerintah
yakni mewujudkan negara yang swasembada beras “, begitulah kata Bapak
Tukimun, selaku penyuluh lapangan UPT Dinas Pertanian Kecamatan Jetis. Senin
(3/12) kemarin Kelompok Tani Widodo Dukuh Karanglo Desa Ngasinan mengadakan
sosialisasi penanaman padi non hibrida Jajar Legowo. Acara tersebut dihadiri
oleh UPT Dinas Pertanian Kecamatan Jetis, Kepala Desa Ngasinan beserta
perangkat dan perwakilan dari petani Dukuh Karanglo.
Kelompok tani Widodo terpilih
untuk melaksanakan Program Dem Farm Padi Non Hibrida Pola Kontingensi. Program
ini bertujuan untuk menciptakan petani pelopor dalam menyongsong negara swasembada
beras. Kelompok tani Widodo dalam menjalankan program ini mendapat kucuran dana
sebesar Rp. 57.000.000,- (lima puluh tujuh juta rupiah) dari Pemerintah melalui Dinas Pertanian. Dana tersebut
akan digunakan untuk pengadaan sarana produksi berupa pembelian benih dan pupuk
yang akan diberikan kepada petani dengan cuma – cuma dengan syarat bahwa petani harus menggunakan sistem tanam Jajar Legowo. Yakni pola penanaman dengan menerapkan jarak yang agak panjang (40 cm) setelah beberapa pokok tanaman padi ke arah samping. Selain itu dari dana
tersebut juga akan digunakan untuk pengadaan alat mesin pertanian (alsintan)
berupa hand sprayer dan mesin traktor.
Dimyati, ketua kelompok tani
Widodo mengatakan, “Dengan pola penanaman yang baru ini serta dengan adanya
kucuran dana dari pemerintah ini diharapkan dapat meringankan beban petani
serta mampu meningkatkan hasil panen yang berujung pada peningkatan
kesejahteraan petani sendiri “. Begitu juga disampaikan oleh Kepala Desa
Ngasinan, dalam sambutannya beliau berpesan agar dalam pengelolaan bantuan
tersebut bisa berjalan dengan baik sehingga tidak menjadi masalah – masalah
yang akan mengganggu atau bahkan menghilangkan kepercayaan sang pemberi bantuan
yaitu Pemerintah.(ir/wo)