Awan hitam menggantung di langit area
persawahan Dukuh Karanglo Desa Ngasinan pagi kemarin (08/01/2012). Rintik hujan
yang beberapa saat lalu mulai turun tiba – tiba berhenti meninggalkan basah di
daun – daun padi dan rerumputan. Terlihat rombongan Bapak Camat Jetis dan
Kepala UPT Dinas Pertanian Kecamatan Jetis beserta rombongan mulai tiba di
Gubuk Kerja Kelompok Tani Widodo Dukuh Karanglo Desa Ngasinan. Bukan tanpa
sebab kehadiran beliau yang disambut oleh Bapak Kepala Desa Ngasinan beserta
perangkat desa dan juga pengurus Kelompok Tani Widodo adalah untuk meninjau
pelaksanaan Program Dem Farm Padi Non Hibrida Pola Kontingensi. Keadaan yang
becek dan sedikit gerimis tak menghalangi Bapak Camat Jetis beserta rombongan
untuk memantau perkembangan program tersebut.
Dalam sarasehan yang digelar
dengan sangat sederhana di gubuk kerja tersebut, Kepala UPT Dinas Pertanian
Kecamatan Jetis merasa bangga atas terlaksananya program dari Pemerintah
tersebut sehingga benar – benar bisa sesuai harapan Pemerintah Propinsi Jawa
Timur.
“Pelaksanaan program ini
bertujuan untuk mewujudkan program Pak Karwo (Gubernur Jawa Timur) untuk
menghasilkan padi sepuluh juta ton pada tahun 2013 nanti “ tutur Sumardiono,
S.P.
Selain itu, beliau juga
menambahkan bahwa bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur
tersebut bertujuan untuk optimasi lahan pertanian khususnya wilayah Jawa Timur.
Disamping itu beliau juga berpesan agar para petani mengontrol pemakaian
insektisida pada tanaman padi agar tidak membunuh “insektisida alami” yang bisa
berakibat pada terjadinya ledakan hama yang kemudian tak bisa dikendalikan
dengan insektisida buatan.
Melihat perkembangan padi pada
saat ini, beliau menyarankan agar melakukan pengeringan untuk membantu proses
peranakan padi. Namun ketika berumur sekitar 50 hari peranakan padi harus sudah
dihentikan dengan pengeringan atau dengan pengairan yang banyak. Begitu juga
dengan hal pupuk, perlu diadakan maksimalisasi pengolahan dan pemanfaatan pupuk
kandang terutama pengolahan kotoran dan air kencing kambing yang sangat berguna
bagi tanaman sebagai pupuk alami.
Kullu ra’sun ra’yun.
Begitulah kata pepatah arab membuat perumpamaan. Perihal teknis dalam pertanian
telah banyak disampaikan oleh Kepala UPT Dinas Pertanian Kecamatan Jetis. Kini
giliran Bapak Camat memberikan sambutan. Sebagai seorang yang pernah menempuh
pendidikan di perguruan tinggi islam, pesan – pesan beliau tak jauh dari pesan
agama.
“Kalau di hikam (nama kitab)
pernah dijelaskan - wong nandur ora hak - yang artinya orang bercocok tanam
tidak punya hak untuk menentukan panen atau tidaknya. Karena hal tersebut
adalah wilayah kekuasan Tuhan”, begitu jelas Bapak Camat yang telah
melaksanakan ibadah haji tahun kemarin.
Untuk itu, beliau titip kepada
Bapak Kepala Desa Ngasinan, Lamiran, untuk tetap memantau dan membantu para
petani pada program ini.
“Dalam setiap keinginan, selain
usaha yang maksimal juga dibutuhkan do’a. begitu juga dengan menanam padi,
setelah kita berusaha dengan sungguh maka kita serahkan hasilnya kepada Allah.”
begitu tutup Bapak Camat Jetis, Drs. H. Fadhlal, M.Si.(ir/wo)