.

.

-

Rabu, 13 Februari 2013

BERITA PEMBUNUHAN DESA KARANGGEBANG


Mahasiswa Teknik Dibunuh di Kali Keyang

 JETIS – Mayat korban pembunuhan dibuang di bawah jembatan Desa Karanggebang, Jetis, Ponorogo, kemarin (6/2). Korban diketahui bernama Krisnanda Mega Pratama, 27, warga setempat. Ketika ditemukan, ada luka tusukan di dada kiri dan bekas jeratan di leher mahasiswa jurusan teknik universitas swasta di Ponorogo itu. Mayat anak mantan Kades Karanggebang itu kali pertama ditemukan Yusron, 15, pemuda setempat, saat hendak memancing ikan di Kali Keyang, sekitar pukul 16.00. Mata Yusron menangkap sesosok tubuh manusia berbaju coklat motif kotak-kotak dan celana panjang gelap tergeletak di bawah plengsengan. Ketika mencoba mendekat, saksi mata memastikan pemandangan yang dilihatnya adalah mayat penuh luka. ‘’Yusron berteriak-teriak sehingga warga berdatangan. Saya melapor ke Polsek Jetis,’’ Kades Karanggebang Abdul Basith.

Krisnanda ternyata sudah menjadi objek pencarian sejak subuh kemarin. Abdul Basith mendapat laporan dari Budianto, 50, orang tua korban yang sibuk mencari keberadaan anaknya, sekitar pukul 09.00. Budianto sempat cemas lantaran menemukan bercak darah tak jauh dari rumahnya Siangnya, polisi ikut dilapori. ‘’Orang tuanya sudah menangkap firasat buruk,’’ ujar Abdul Basith.
Polisi saat melakukan olah TKP kemarin juga mendapati lebam di wajah korban yang diduga akibat pukulan benda tumpul. Korban diperkirakan dianiaya, dijerat lehernya, lantas dibuang ke Kali Keyang. ‘’Kesimpulan hasil olah TKP, korban diduga kuat tewas dibunuh. Kami sedang melakukan penyelidikan untuk mengungkap tersangka pelaku dan motifnya,’’ terang Kapolres Ponorogo AKBP Yuda Gustawan.
Mayat Krisnanda kemarin dibawa ke RSUD dr Harjono Ponorogo untuk menjalani otopsi. Polisi kemarin fokus melakukan penyelidikan di radius tak jauh dari rumah korban. ‘’Kemungkinan keluarga mengetahui persoalan yang dihadapi korban, sedang kami kembangkan. Anggota secepatnya saya perintahkan mengungkap kasus pembunuhan ini,’’ pungkas kapolres. (dhy/hw)



Polisi Periksa Orang-orang Dekat Korban Pembunuhan
SURYA Online, PONOROGO - Kasus dugaan pembunuhan, Krisnanda Mega Pratama (27) mahasiswa Sementer IV, Jurusan Teknik Informatika (TI) Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Ponorogo belum menemukan titik terang.

Kendati demikian, tim penyidik Polres Ponorogo dan Polsek Jetis memeriksa orang-orang terdekat korban. Diantaranya, ayah kandung korban dan teman akrab korban yang masih sekampung dengan korban.

Kendati 2 orang dekat korban, yakni Eko Budianto (50) yang tak lain ayah korban dan Udin (28) warga Desa Karanggebang yang tak lain sahabat karib korban sama-sama diperiksa di Polres Ponorogo, akan tetapi keduanya diperiksa di ruang yang berbeda. Namun yang membuat sejumlah wartawan bertanya-tanya, ayah kandung korban yang juga mantan Kepala Desa (Kades) Karanggebang itu tangannya diborgol di kursi penyidikan.

Hingga kini, polisi masih meminta waktu untuk menetapkan calon tersangka dalam kasus penemuan mayat korban pembunuhan yang ditemukan di plengsengan Sungai Keyang tepatnya di belakang rumah Kepala Desa (Kades) Karanggebang, Rabu (6/2/2013) sore itu.

Apalagi, polisi menilai kasus dugaan pembunuhan anak pertama pasangan suami istri Eko Budiato (50) dan Lilik (48) warga Dusun Taman Arum, Desa Karanggebang yang pernah mencalonkan diri menjadi Calon Legislatif (Caleg) Tahun 2009 ini, sudah ada beberapa tanda titik terang.

Kasubag Humas Polres Ponorogo, AKP Bambang Untoro mengatakan pemeriksaan kedua orang dekat korban karena keduanya mengenal lebih dekat korban. Keduanya masih sama-sama sebatas sebagai saksi yang mengetahui keseharian korban.

"Kami belum bisa menyimpulkan siapa pembunuh mahasiswa itu. Jika sudah ada titik terang akan ditingkatkan ke penyidikan dan penetapan tersangka. Sampai saat ini kami belum bisa memberikan kesimpulan karena masih penyelidikan," terangnya kepada Surya, Kamis (7/2/2013).

Sementara, Kapolres Ponorogo AKBP Yuda Gustawan dikonfirmasi terkait perkembangan terakhir kasus dugaan pembunuhan terhadap bapak satu anak itu pihaknya masih minta waktu kepada wartawan untuk lebih bersabar. Alasannya, semua masih dalam proses penyelidikan.

"Kami mohon waktu sebentar. Kami berupaya maksimal agar pelakunya terungkap. Insyaallah tidak akan buntu. Terkait pemeriksaan terhadap bapak dan teman korban karena dalam proses penyelidikan terlebih dahulu memeriksa orang-orang dekat korban," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Krisnanda Mega Pratama (27) mahasiswa Sementer IV, Jurusan Teknik Informatika (TI) Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Ponorogo ditemukan tewas mengenaskan di plengsengan Sungai Keyang, Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis, Rabu (6/2/2013) sore. Di dada kiri korban ada 4 luka tusukan dan di leher korban ada bekas luka jeratan tali. Hingga kini, kasus tewasnya anak pertama dari 2 bersudara mantan Kades ini masih menjadi pembicaraan di Desa Karanggebang dan sekitarnya.  
Keberadaan Kekasih Korban Pembunuhan Krisnanda Masih Misterius 
SURYA Online, PONOROGO - Kendati tim penyidik Polres Ponorogo, sudah menetapkan 2 tersangka kasus pembunuhan Krisnanda Mega Pratama (27) mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Ponorogo Jurusan Teknik Informatika (IT) semester IV, akan tetapi tim penyidik masih dibingungkan keberadaan perempuan, Suprihatin.

Ini menyusul motor Honda bernopol AE 6313 SD, yang sebelumnya sempat diambil korban pembunuhan di salah satu penitipan motor di sekitar Terminal Seloaji, Kabupaten Ponorogo itu, hingga kini belum kembali pulang ke rumahnya.

Padahal, motor ini sempat dibawa pulang korban pembunuhan pada 28 Januari 2013 lalu. Bahkan orangtua, Suprihatin yang sempat diperiksa tim penyidik Polres Ponorogo, juga mencari keberadaan mahasiswa yang sekaligus kekasih korban itu.

Kini, misteri keberadaan Suprihatin yang sudah dikenal sebagai kekasih korban pembunuhan ayah kandung, Eko Budianto (50) dan teman akrabnya, Amru Nasruddin (26) warga Dusun Taman Asri, Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo itu, juga diselidiki tim penyidik Polres Ponorogo.

Apalagi, sejak Jumat (8/2/2013) malam, keberadaan pemilik motor Honda warga asal Desa Tegalombo, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo ini menjadi pembicaraan warga di sejumlah warung kopi di kampung lokasi pembunuhan dan sekitar kecamatan Jetis.

Dikonfirmasi mengenai keberadaan perempuan misterius ini, Kapolres Ponorogo, AKBP Yuda Gustawan mengatakan belum mendapatkan informasi apa pun mengenai Suprihatin, termasuk keberadaannya di wilayah Caruban, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun.

Menurutnya, meski polisi mengamankan motor Honda bernopol AE 6313 SD milik Suprihatin, akan tetapi polisi masih berkonsentrasi mengembangkan kasus pembunuhan yang melibatkan ayah kandung dan teman korban itu. Apalagi, polisi belum memeriksa Ny Lilik (48) yang tak lain ibu kandung korban yang diakui Eko Budianto sebagai pengepel (pembersih) ceceran darah korban yang ada di lantai rumah paman korban sesaat setelah kasus pembunuhan itu.

"Memang ada barang bukti motor milik Suprihatin yang diduga pacar korban. Namun terkait info Suprihatin ada di Caruban, kami belum mendapatkan informasi atau laporan. Yang jelas Suprihatin sampai saat ini belum pulang. Ibunya sudah kami pulangkan ke rumahnya," terangnya kepada Surya, Sabtu (9/2/2013).

Selain itu, Kapolres menjelaskan masih menunggu informasi keberadaan Suprihatin yang misterius itu sekaligus untuk melengkapi berkas pemeriksaan.

"Kami masih konsentrasi mengembangkan penyidikan terhadap 2 tersangka yang sudah kami tahan itu. Untuk lebih lengkapnya silahkan konfirmasi Kasat Reskrim," paparnya.

Sementara, dihubungi melalui ponselnya Kasat Reskrim Polres Ponorogo, AKP Misrun menegaskan Senin (28/1/2013) sekitar pukul 09.00 WIB dengan membawa motor bernopol AE 6313 SD, tas ransel, dan laptop perempuan atas nama Suprihatin yang dikenal sebagai kekasih korban pembunuhan Krisnanda Mega Pratama belum pulang ke rumahnya hingga saat ini. Meski pihaknya sudah mengamankan barang bukti motor milik Suprihatin, yang dibawa korban pembunuhan sejak itu, akan tetapi polisi masih belum mengetahui keberadaannya.

"kami pun masih menyelidiki keberadaan perempuan yang disinyalir sebagai kekasih korban itu," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Krisnanda Mega Pratama anak pertama pasangan suami istri, Eko Budianto (50) dan Lilik (48) lilik dibunuh ayah kandungnya saat tidur pulas di pos Kamling di dekat rumahnya, Rabu (6/2/2013) dini hari.

Dalam perkembangannya, kasus pembunuhan ini, Eko Budianto tidak sendiri membunuh anaknya akan tetapi dibantu teman korban yakni Amru Nasruddin yang saat itu tidur di pos Kamling sebelum kasus pembunuhan yang mayatnya dibuang di plengsengan Sungai Keyang, Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis itu.

Sedangkan motif pembunuhan cucu mantan Kapolsek era Tahun 1980-an dan sekaligus anak mantan Kades Karanggebang ini karena orangtua jengkel dengan kelakuan anaknya yang suka membangkang, sering membawa cewek pulang ke rumah dan nyawanya terancam. Sedangkan teman korban rela membantu membunuh korban karena sering diolok-olok sebagai anak orang miskin.



Kunci Keberadaan Suprihatin Ada di Korban Pembunuhan
SURYA Online, PONOROGO-Keluarga besar Suprihatin (23) warga Dusun Banaran, Desa Tegalombo, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo terus menangis dan merasakan kesedihan yang mendalam. Pasalnya, anak ketiga pasangan suami istri, Sunarto (55) dan Murtini (50) ini, tidak pulang sejak 28 Januari 2013 lalu. Padahal, saat itu lulusan Bahasa Inggris, Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Ponorogo ini, hanya berpamitan akan membenahi laptop miliknya yang rusak ke wilayah Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo.


Kesedihan semakin dirasakan orangtua dan keluarga besarnya, manakala polisi belum memberikan kejelasan mengenai keberadaan calon guru bahasa Inggris itu. Ini menyusul, orangtua hanya mendapatkan informasi dari Polres Ponorogo, jika keberadaan Suprihatin kata kuncinya ada di tangan Krisnanda Mega Pratama (27) warga Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis.

Padahal, Krisnanda sendiri sudah tewas karena menjadi korban pembunuhan ayah kandungnya sendiri, Eko Budianto (50) yang juga mantan Kades Karanggebang dibantu teman korban, Amru Nasruddin (26) teman akrab korban pada Rabu (6/2/2013) dini hari lalu yang jenazahnya dibuang di Sungai Keyang desa setempat.

Informasi yang diberikan polisi cukup beralasan. Pasalnya, dugaan sementara Suprihatin adalah kekasih Krisnanda Mega Pratama yang masih duduk dibangku semester IV, jurusan Teknik Informatika (TI), Unmuh Ponorogo. Ini menyusul, saat penyelidikan kasus pembunuhan Krisnanda itu, polisi mengamankan sebuah motor Honda bernopol AE 6313 SD dan sebuah Hand Phone (HP) milik Suprihatin.

Sedangkan motor itu, diambil Krisnanda di salah satu lokasi penitipan motor di sekitar Terminal Seloaji, Kabupaten Ponorogo sehari sebelum Krisnanda dibunuh ayah kandungnya itu.

Sambil meneteskan air mata, Murtini didampingi suaminya menceritakan jika anak bungsunya itu terakhir pamit membenahi laptop 28 Januari 2013 lalu. Setelah itu, keberadaannya tidak diketahui keluarga sama sekali.

Selain mencari informasi ke seluruh anggota keluarga di Ponorogo dan luar Jawa, juga sudah meminta bantuan paranormal di Ponorogo, Madiun, Magetan, dan Pacitan. Akan tetapi, tetap tidak membuahkan hasil, termasuk menanyakan ke Polres Ponorogo beberapa hari lalu.

"Anak saya itu pendiam. Sejak menghilang saya dan seluruh anggota keluarga besar mencari sampai ke orang pintar tetap belum menemukan tanda keberadaan anak perempuan saya itu," terangnya kepada Surya, Minggu (10/2/2013).

Yang membuat lebih sedih dan gundah keluarga Suprihatin, sejak adanya kasus pembunuhan yang menewaskan Krisnanda Mega Pratama, Suprihatin disebut-sebut sebagai pacar korban pembunuhan ayah kandung itu. Padahal, Suprihatin belum pernah menceritakan kepada keluarga atau orangtuanya jika memiliki kekasih bernama Krisnanda Mega Pratama, warga Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis.

"Kami tak pernah dikenalkan teman anak saya Krisnanda itu. Tetapi, kami heran mengapa motor, STNK, serta HP anak saya ada di tangan korban pembunuhan itu," ungkapnya.

Kebuntuan informasi tentang keberadaan Suprihatin itu dibenarkan Boniran (45), paman Suprihatin yang sudah mengaku lelah mencari informasi tentang keberadaan keponakannya itu. Alasannya, pencarian hampir selama 2 pekan ini tak membuahkan hasil.

"Saudara, teman kuliah, dan kakak Suprihatin yang di Lampung sudah saya tanyai semua tak ada hasil termasuk orang pintar. Sementara, polisi sendiri mengaku masih belum ada informasi mengenai Suprihatin karena kunci keberadaan Suprihatin adalah korban pembunuhan yang berhasil membawa motor, STNK serta HP keponakan saya," imbuhnya.

Selain itu, Boniran mengaku merasa curiga ketika Suprihatin tidak pulang sehari semalam sejak awal kepergiannya memperbaiki laptop ke Jetis itu. Pasalnya, Suprihatin tidak meminta uang dari orang tuanya. Namun, saat itu keluarga menduga Suprihatin masih memiliki uang karena baru diberi kakaknya uang yang baru pulang dari Malaysia. Karena rasa curiga itu, akhirnya keluarga sepakat membagi tugas mencari Suprihatin dari satu tempat ke tempat lain. Bahkan sampai ke penitipan motor di seluruh Ponorogo.


"Saat kami temukan motornya di penitipan motor di Terminal Seloaji kami tak bisa mengambilnya karena tak membawa nomor penitipan dan STNK. Yang membuat kami curiga, ada orang yang mengambil motor yang tak lain Krisnanda Mega Pratama itu," urainya.

Ungkapan Boniran dibenarkan kakak sulung Suprihatin, Heri Setyawan (32) yang ikut menemui Krisnanda di penitipan sepeda motor itu. Bahkan,  Heri sempat ikut membuntuti motor adiknya yang dibawa lelaki lain itu sampai ke salah satu rumah di Desa Karang Gebang yang tak lain rumah korban pembunuhan itu.

"Karena di rumah kami panik dan sedih, saya sampai membatalkan berangkat ke Malaysia lagi. Saya akan di rumah sampai adik saya ditemukan," paparnya.

Sementara, ayah kandung Suprihatin, Sunarto justru tak bisa membendung air matanya sejak Surya berkunjung ke rumahnya. Sunarto menegaskan jika anaknya memang pendiam. Oleh karenanya, dia hanya pasrah kepada Allah SWT tentang keberadaan dan kondisi anak ketiganya itu.


"Kami berharap, ada dimana pun anak saya supaya cepat pulang karena setiap hari keluarga menangis. Jika sudah tiada kami harap segera terungkap keberadaannya," pintahnya sambil menangis.

Sedangkan Boniran berharap jika Suprihatin berada di alam bebas (tidak dibunuh dan tidak disekap) maka dimintanya segera menghubungi keluarga atau siapa saja yang dikenalnya untuk disambungkan ke keluarga. Selain itu, jika tidak punya uang diharapkan meminta pinjaman ke siapa pun karena akan diganti keluarganya.

"Tolong telepon keluarga kalau kamu masih ada. Tolong siapa saja yang mengetahui keberadaan keponakan saya segera menghubungi keluarga kami atau kantor polisi terdekat. Kami benar-benar sudah merasakan kebuntuhan mencari keberadaan keponakan saya ini," tandasnya.
sumber : surabaya.tribunnews.com




Teka-Teki Terungkap, Mega Ternyata Tewas Ditusuk Ayahnya Sendiri

LENSAINDONESIA.COM: Teka-teki penyebab tewasnya Mega Pratama (26), pemuda Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis, Ponorogo, Jawa Timur yang meninggal dengan luka tusuk didada kirinya di pingir sungai Keyang, Rabu (06/02/2013) kemarin, akhirnya terjawab.



Rilis yang dikeluarkan Kepolisian Resort (Polres) Ponorogo cukup mengejutkan. Sebab, korban yang masih menyandang status mahasiswa di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Ponorogo itu tewas akibat dibunuh oleh Eko Budianto (50), ayah kandungnya sendiri.

Petunjuk adanya darah yang tidak tercecer, melainkan terkumpul disekitar tubuh jenazah serta pisau milik keluarga korban yang akhirnya disimpulkan oleh Sat Reskrim Polres bahwa korban meninggal karena dibunuh ternyata benar adanya.

“Korban meninggal akibat ditusuk pisau oleh bapaknya sendiri saat sedang tidur di teras depan rumah, sekitar pukul 03.00 WIB, Rabu (06/02/2013) lalu,” kata Kapolres Ponorogo AKBP Yuda Gustawan kepada LI.COM, Jumat (08/02/2013).

Menurut Yuda, sesuai pengakuan tersangka, dirinya nekat menghabisi anak kandungnya karena jengkel dengan prilaku korban yang kerap menjual barang-barang yang ada dirumah untuk keperluan yang tidak jelas. “Disamping itu, tersangka dan korban juga sering ribut. Bahkan, korban kerap mengancam akan menghabisi ayahnya sendiri,” ungkapnya.

Sementara itu, dihadapan wartawan dan polisi saat dilakukan gelar perkara, tersangka Eko Budianto mengakui perbuatanya. Ia berbicara terus terang. “Dari pada kedahuluan dibunuh, ya saya dahului (saya bunuh duluan),” ungkap mantan Kepala Desa Eko Budianto dua periode itu sabil tertunduk.

Kapolres Ponorogo AKBP Yuda Gustawan menambahkan, bahwa pembunuhan itu tidak dilakukan sendiri oleh Eko, namun dibantu Udin (25), seorang teman korban. “Si Udin ini adalah teman yang juga tetangga sebelah korban. Dia sejak sore menemani korban nongrong diteras rumah,” katanya.

Peristiwa pembunuhan itu, lanjut Yuda, berlangsung secara tiba-tiba. Saat korban sedang tidur di kursi teras dengan posisi telentang, tersangka Eko yang menghunus sebilah pisau langsung menghujam dada kiri Mege.
“Saat itu korban tidak langsung meninggal. Korban masih hidup. Namuh anehnya, Udin yang saat itu berada disamping korban bukanya melerai, justru malah membantu Eko. Tersangka udin juga ikut menusuk dada korban,” paparnnya.

Setelah korban terlihat tidak bernyawa. Dua tersangka tersebut langsung membawa jenazah korban ke Sungai Keyang yang jaraknya tak jauh dari tempat tinggalnya. “Dua tersangka ini bertetangga. Rumahnya berdepetan,” ungkap Yuda.

“Jenazah korban diletakkan di pinggir sungai, dengan leher dijerat seutas pelepah pisang agar terlihat korban meninggal karena bunuh diri,” pungkasnya.

Sepeti diberitakan sebelumnya, Mega Pratama (26) tewas di pinggir sungai Keyang yang tidak jauh dari tempat tinggalnya, Rabu petang (06/02/2013) kemarin.

Korban yang dua hari tidak pulang ke rumah itu ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dengan bekas tusukan di dada sebelah kiri.

Kasatreskrim Polres Ponorogo AKP Misrun mengatakan, saat ini pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab kematian anak mantan kepala Desa Karanggebang ini apakah dibunuh atau bunuh diri.

Sebab menurut pengakuan orang tua korban, saat pertama kali ditemukan, darah tidak tercecer melainkan terkumpul di tempat kejadian perkara. Dan, pisau diduga digunkan untuk menusuk merupakan milik keluarga korban.

Selain menemukan barang bukti pisau, polisi juga menemukan sepeda motor Nopol AE 6313 SD milik Suprihatin Tegalombo, Pacitan yang tak lain adalah pacar korban. Motor ini bawa pulang oleh Mega setelah diambil dari sebuah penitipan sepeda di Terminal Seloaji, Ponorogo beberapa hari lalu.@arso 
sumber : lensaindonesia.com



Pacar Korban Pembunuhan Ponorogo Ditemukan Tewas Dikubur Dalam Kamar

LENSAINDONESA.COM:
Penemuan jenasah gadis manis ini bermula saat polisi tengah melakukan oleh TKP di rumah almarhum Mega di Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis, Selasa (12/02/2013) siang tadi,

Saat memeriksa ruang kamar Mega, polisi menemukan bercak darah yang menempel di tembok. Dari situlah, polisi akhirnya menaruh curiga. Kemudian semua barang yang ada di kamar tersebut di keluarkan termasuk tempat tidur Mega.

“Di dalam kamar petugas medapati lantai yang baru dicor dengan semen. Cor-coran baru itu ditutupi dengan terpal, karpet dan kasur,” kata akapolres ponorogo Kompol Trisaksono Puspoaji.
Karena menduga ada sesuatu di balik lantai tersebut, polisi langsung melakukan penggalian. Alhasil ditemukanlah mayat Suprihatin.

“Posisi mayat telungkup dengan pakaian masih utuh. Mayat bedada didalam lubang berukuran 120×100 sentimeter dengan kedalam 80 cm,” pungkas Puspoaji di TKP.






Satu Lagi Mayat Korban Pembunuhan oleh Mantan Kades Ditemukan
Metrotvnews.com, Ponorogo: Polres Ponorogo, Jawa Timur, yang tengah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kasus pembunuhan Krisnanda Mega Pratama oleh ayahnya, Eko Budianto, menemukan  mayat Suprihatin, 23, pacar Krisnanda.

Mayat Suprihatin, warga Dusun Banaran, Desa Tegalombo, Kecamatan Kauman, itu ditemukan dikubur di lantai kamar almarhum Krisnanda di Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis.  Bagian atas lantai dicor mengunakan semen.

"Kasus ini mirip yang dilakukan Ryan, jagal asal Jombang. Setelah membunuh, korbannya ditanam di sekitar rumah. Kalau Ryan mengubur korbannya di pekarangan belakang rumah, tapi mantan kades (Eko) membunuh anak kandung dan pacarnya, kemudian dikubur di kamar," kata Wakil Kepala Polres Ponorogo Komisaris Trisaksono Puspo Aji seusai ikut olah TKP, Selasa (12/2).



Menurutnya, olah TKP ini merupakan yang kedua. Olah TKP diulang karena dalam kasus pembunuhan terhadap Krisnanda, penyidik menganggap masih ada kejanggalan. Pada saat olah TKP kedua itulah petugas melihat ada percikan darah di tembok kamar Krisnanda. Sementara di lantai kamar berlantai keramik itu ada beberapa ruas bagian lantai menganga seperti habis dibongkar.

Oleh karena itu, ujar Trisaksono, sekitar pukul 11.30 WIB petugas menggali lantai keramik itu dan ternyata di bawah lantai tercium bau busuk menyengat. "Tentu anggota kami semakin curiga. Dan ternyata bau busuk dari tanah yang dututup cor semen terdapat mayat yang sudah membusuk," jelasnya.

Mayat itu ternyata jenazah Suprihatin, pacar Krisnanda, yang juga dibunuh oleh Eko. Suprihatin menghilang pada 28 Januari lalu. Sementara itu, Krisnanda dibunuh pada 25 Januari dengan cara leher dan tengkuknya ditusuk menggunakan pisau.

"Mayat Krisnanda ditemukan oleh warga tersangkut di pinggir sungai. Jadi mantan Kades Karanggebang itu sekarang menjadi tersangka pembunuhan terhadap anak dan pacar anaknya," jelas Trisaksono. (Sunarwoto/Pbu)
sumber : www.metrotvnews.com




Terdapat 27 Luka Tusuk di Tubuh Korban Pembunuhan oleh Mantan Kades  
Metrotvnews.com, Ponorogo: Sebanyak 27 luka tusukan ditemukan pada tubuh Suprihatin, 23, jenazah yang dikubur di lantai rumah Eko Budianto di Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (12/2). 
Jenazah Suprihatin ditemukan petugas Polres Ponorogo saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kasus pembunuhan Krisnanda Mega Pratama oleh Eko, ayah kandungnya. Suprihatin adalah pacar Krisnanda dan juga diduga dibunuh oleh Eko yang mantan kepala desa (kades). Jenazah Suprihatin selanjutnya dibawa ke Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono Ponorogo untuk diautopsi.

Sebanyak 27 tusukan di tubuh korban tersebar mulai dari bagian bokong hingga kepala. "Pada tubuh jenazah terdapat 27 tusukan benda tajam," kata Kepala Kamar Mayat RSUD dr Harjono, Suyoto

Menurut Suyoto, luka tusukan terdalam ada tiga di bagian punggung dan rata-rata lebar luka tusukannya sekitar tiga hingga lima sentimeter. "Jadi sebelum dikubur, korban dihabisi terlebih dahulu oleh pelakunya,” Katanya.

Ia juga mengungkapkan, Suprihatin diperkirakan meninggal 10 hari sebelum jenazahnya ditemukan, sehingga luka jenazah dan penyebab kematiannya masih bisa dikenali dengan mudah.

Sementara itu, teman-teman korban langsung berdatangan setelah mendengar Suprihatin ditemukan meninggal dan dikubur oleh pelakunya di lantai kamar. Menurut Kartini, 23, salah seorang teman Suprihatin, korban terakhir kali menghubunginya pada 27 Januari. (Sunarwoto/Pbu)


Peti Jenazah Mahasiwi Korban Pembunuhan Disambut Isak Tangis Keluarga
Ponorogo - Kedatangan jenzah Suprihatin (22) korban pembunuhan yang jasadnya di kubur dan dicor di dalam kamar rumah milik mantan Kepala Desa Karang Gebang, Ponorogo disambut histeris keluarga dan teman korban. Kedua orang tua pingsan tak kuasa menahan haru.

Isak tangis pecah ketika mobil jenazah yang membawa jenazah Suprihatin tiba di rumah duka di Desa Tegal Ombo, Sumoroto, Ponorogo. Sempat disemayamkan, jenazah Suprihatin langsung dimakamkan di TPU desa setempat, Selasa (12/2/2013).

Putri bungsu pasangan Sunarto-Murtini yang dikenal aktif sebagai pecinta alam di mata teman-temannya dikenal sebagai sosok gadis yang periang dan tak pernah terlihat sedih.

"Kami sangat terkejut dan shok setelah mendengar kabar jika Karon (sapaan akrab Suprihatin) ditemukan tewas mengenaskan," kata Maulana, salah satu rekan korban kepada detiksurabaya.com.

Maulana menambahkan, selama ini dalam kegiatan pecinta alam, Karon bersama Krisnanda Mega Utama menjalin hubungan atau pacaran. "Keduanya memang sesama anggota pecinta alam Universitas Muhammadiyah Ponorogo dan selama ini kita menganggap keduanya hanya berteman biasa. Makanya kami kaget ketika ada kabar pembunuhan dan keduanya merupakan sepasang kekasih," imbuhnya.

Sebelumnya, jenazah Suprihatin ditemukan tewas mengenaskan. Jasadnya dikubur dan dicor di dalam sebuah kamar di rumah milik Kepala Desa Karang Gebang setelah polisi melakukan olah TKP kedua dalam kasus pembunuhan Krisnanda Mega Utama yang tewas dibunuh ayah kandungnya Eko Budiono pada Rabu (6/2/2012) pekan lalu.

Hasil otopsi terhadap jasad Suprihatin, korban menderita 27 luka tusukan dan pukulan benda tumpul di kepala dan punggung dan bekas jeratan di leher.

Hingga kini polisi masih terus dalami kasus pembunuhan tersebut. Karena sampai saat ini, tersangka utama Eko yang tak lain ayah kandung Krisnanda Mega Utama belum mengakui pembunuhan terhadap korban Suprihatin yang ditemukan didalam kamar anaknya.(ze/ze) 
sumber : surabaya.detik.com

================================================================
NB : Berita tersebut diatas diambil dari beberapa media on line, oleh sebab itu sebagai penghargaan kepada media asli yang memuat berita tersebut maka kami sertakan link sumber berita. Terima kasih. 
================================================================

.

-
-
 
PEMERINTAH DESA NGASINAN © 2010 All right reserved │ Template Edited By [☺☺☺☺☺]